Hallo guys, buat kalian yang suka baca tentang sejarah atau punya penelitian tentang sejarah, nih admin akan bagikan beberapa informasi tentang yang teman-teman butuhkan. Kali ini kita mengulas tentang beberapa situs bersejarah di suatu tempat yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan khususnya di Kabupaten Kepulauan Selayar.
Untuk mengulas beberapa situs bersejarah di Kabupaten Kepulauan Selayar silahkan disimak tulisan berikut. Selamat membaca!!
1. Mesjid Tua Gantarang Lalang Bata
Mesjid Tua Gantarang Lalang Bata merupakan sebuah bangunan monumental yang terdapat di di puncak bukit Desa Bontomarannu Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar. Seperti halnya beberapa situs bersejarah lainnya Mesjid Tua ini memiliki keunikannya sendiri. Salah satu hal yang unik dari tempat ini adalah bangunannya sendiri yang didirikan diatas sebuah sumur yang ada di tengah areal perkampungan perkampungan yang ditutupi dengan sebuah dulang (baki) emas.
Masjid ini memiliki ciri khas tersendiri yang jelas terlihat dari konstruksi atap berbentuk tumpang dan mustika di bagian puncaknya, meski lokasinya terletak jauh dari pusat ibukota kabupaten dan relatif terpencil di atas puncak bukit Desa Bontomarannu, KecamatanBontomanai. Kendati letaknya terpencil, potensi obyek wisata sejarah dan budaya kebanggaan masyarakat Dusun Gantarang Lalang Bata ini tak pernah lepas dari perhatian serius Pemerintah Kabupaten KepulauanSelayar. Perkampungan Gantarang Lalang Bata juga telah resmi terdaftar sebagai salah satu kawasan cagar budaya unggulan di Selayar.
Hingga kini, bangunan masjid tua Gantarang masih berdiri kokoh di tengah-tengah areal perkampungan Gantarang Lalang Bata. Masjid tua ini tak hanya digunakan sebagai sarana ibadah semata. Akan tetapi, bangunan peninggalan bersejarah yang dibangun pada era pemerintahan, I Pangali Sultan Patta Raja tersebut telah berfungsi ganda sebagai lokasi penelitian bagi para pakar sejarah, mahasiswa, dan pelajar sekolah menengah dari dalam dan luar Kabupaten Kepulauan Selayar.
Didalam Mesjid tua ini, terdapat beberapa benda-benda peninggalan yang memperkuat fakta sejarah bahwa Datu Ribandang pernah singgah dan menapakkan kaki di Kabupaten Kepulauan Selayar. Benda-benda tersebut diantaranya tongkat menyerupai pedang pusaka, mimbar lengkap dengan bendera kain putih di sisi kiri-kanannya yang terdapat tulisan bahasa Arab untuk khutbah Jumat, Khutbah Idul Fitri dan Khutbah Idul Adha
Untuk teman teman yang ingin mengnjungi tempat ini, perjalanannya dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat & roda dua sampai di kawasan Puncak. Dan dari Puncak pengunjung harus berjalan kaki sepanjang 2 ½ km, dengan jarak tempuh kurang lebih satu jam dari Kota Benteng ke arah Timur dengan jarak + 12 km. Di lokasi inilah terdapat sebuah Masjid tua yang dibangun pada Abad XVI atau tahun 1605 bertepatan pertama masuknya agama Islam di Kabupaten Kepulauan Selayar dan inilah yang dijadikan dasar Peringatan Hari Jadi Selayar yang diperingati pada setiap tanggal 29 November.
2. Rumah Jabatan Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar
Rumah Jabatan Bupati Selayar adalah salah satu bangunan sejarah peninggalan VOC di kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan, dan termasuk dalam daftar situs sulawesi selatan dengan nomor inventaris 993. Pada awal abad ke-20 tempat ini merupakan pusat pengendali pemerintahan kolonial belanda. Tidak jauh dari lokasi rumah jabatan ini terdapat sebuah bangunan yang pada masa penjajahan Belanda menjadi tempat tahanan sementara dan sekarang dijadikan sebagai ruang dan dapur dan tempat peristirahatan para pekerja. Untuk melihat langsung lokasinya yaitu tepat di sebelah timur laut dari lapangan Pemuda Benteng, tepatnya di Kota Benteng.
3. Perkampungan Tua Bitombang
Perkampungan Tua Bitombang adalah salah satu tempat(perkampungan yang berada di kelurahan Bontobangung Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar. Asal-usul penamaan dari kampung ini adalah karena banyaknya rumah yang berusia diatas 100-200 tahun sehingga dinamakan ‘Perkampungan Tua Bitombang”. Ukuran rumah di perkampunan tersebut relatif tinggi karena kepecayaan masyarakat setempat bahwa hal itu menandakan kekokohan. Atas dasar itulah mereka membuat suatu bangunan yang memiliki tiang sepanjang puluhan meter. Pembangunan Rumahnya selalu didahului dengan ritual-ritual kepercayaan setempat sehingga yang membangun rumah bukanlah orang yang sembarangan. Lokasinya dapat dilihat langsung dengang mengunjungi tempat ini yang berada 17 km dari Ibukota Kabupaten Kepulauan Selayar, Kota Benteng yang dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat dalam waktu 30 menit.
4. Gong Nekara
Gong Nekara adalah salah satu peninggalan di Kabupaten Kepulauan Selayar yang memiliki usia sangat.tua. Menurut data akeologi, Nekara ini berasal dari pusat kerajaan perunggu pada abad ke 2 SM. Gong ini dibawa ke Selayar oleh We Tenri Dio anak ke 2 dari Sawerigading. Pada masanya alat ini digunakan sebagai simbol pemerintahan dan alat komand. Gong Nekara ditemukan pada abad ke XVI(1686). Berlokasi sekitar 4 km dari kota Benteng. Menurut informasi lisan dari tetua adat dan masyarakat setempat, nekara tersebut ditemukan oleh seorang penduduk dari Kampung Rea-Rea yang bernama Sabuna pada tahun 168 yang pada saat itu ia sedang mengerjakan sawah Raja Putabangung di Papaniohea. Sejak berakhirnya dinasti Putabangung pada tahun 1760 nekara tersebut dipindahkan ke Bonto Bangung dan menjadi klompoang/benda keramat Kerajaan Bonto Bangung.
5. Jangkar Raksasa dan Meriam
Jangkar ini diyakini sebagai jangkar terbesar dan terpanjang di masanya. Jangkar ini tersimpan di desa Nelayan Padang. Jangkar yang dilengkapi dengan meriam itu diperkirakan merupakan peninggalan pedagang cina pada abad ke 17-18 yang dimiliki oleh seorang saudagar China bernama Gowa Liong Hui yang mengadakan pelayaran menggunakan besar dan singgah di Padang pada akhir abad XVII. Sampai pada suatu saat kapal dagang milik Gowa Liong Hui ini rusak hingga tidak dapat lagi digunakan untuk berlayar. Saat ini benda tersebut kdisimpan dalam sebuah museum di Padang.
Selain jangkar di museum ini juga terdapat meriam kono yang jumlahnya 3 buah milik seorang saudagar dari Gowa keturunan Cina yang bernam Baba Desan. Ukuran dari meriamnya pun berbeda-beda.
6. Makam Tua We Tenri Dio.
Salah satu dari kian banyak peninggalan sejarah yang ada di Kabupaten Kepulauan Selayar yang sempat terungkap adalah Pemakaman dari We Tenri Dio. We Tenri Dio adalah salah satu anak dari Sawerigading. Sawerigading adalah nama seorang putra raja Luwu' dari kerajaan Luwu' Purba, Sulawesi Selatan, Indonesia.
Dalam kompleks pemakaman teersebut terdapat 4 buah kuburan, salah satunya berukuran kecil dan tidak sempat diketahui siapa yang berada dalam pemakaman tersebut sementara pemakaman lainnya yaitu makam We Tenri Dio itu sendiri, makam istrinya dan di sebuah jalan yang menurun terdapat makam yang diberi gelar Gallarang Bakka' Sa'ra(Si Yang Bersuara Besar). La Tenri Dio dikenal sebagai sosok yang sangat di sayangi oleh Tuhan, karena tanpa mandi pun ia tetap sehat dan kuat. Ia berkuasa di Kerajaan Puta Bangung pada waktu yang sudah sejak lama karena dikatakan pada saat itu padi belum ditumbuk tetapi masih dikupas.
Salah satu hal yang cukup menarik untuk diteliti dari pemakaman ini adalah karena batu nisan yang ada di makam We Tenri Dio berbentuk layar. Mungkin memiliki hubungan dengan nama Kabupaten Selayar.
Nah.. teman-teman, itulah beberapa situs sejarah di Kabupaten Kepulauan Selayar yang sempat kami jelaskan. Jika ingin mengetahui lebih jelasnya lagi atau meneliti lebih jauh lagi mengenai beberapa situs sejarah yang ada di Kabupaten Selayar, datanglah ke tempatnya langsung...
Ayo ke Selayar..
kapan saya di ajak ke selayar
ReplyDelete